Pengertian manajemen
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan suatu pola pengaturan yang sistematis untuk mengelola sumber – sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu dan serta memanfaatkan secara sekasama dari hasil yang dicapai bagi kesejahteraan seluruh masyarakat. Dalam hal ini peranan manajemen dirasakan semakin penting dalam mencapai tujuan perusahaan seara efektif dan efisien.
Tujuan manajemen adalah tercapai sasaran organisasi melalui orang, teknologi, sumber daya, bahan dan modal. Untuk ,emcapai sasaran ini manajer harus merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan seperti yang dikemukakan oleh Andrew F Sikula yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (1994:3) bahwa : managemt is general refers to planning,organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product of service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas – akitivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, kepemimpinan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa yang efisien).
Manajemen merupakan aktivitas manusia yang penting, karena manajemen telah menjadi hal yang esensial untuk menjamin koordinasi dari upaya perorangan dalam suatu organisasi. Ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Heinz Whichrich dan Harold Koontz (1994:4) dalam bukunya manajegement a Global Perspektif bahwa :
“One of the most important human activities is managing, ever since people began forming groups to accomplish aims they could not achive a individuals, managing has been essential to ensure the coordination of individual effort”. (salah satu kegiatan penting manusia adalah manajemen, sejak manusia memulai berkelompok untuk memenuhi tujuan mereka tidak lagi mencapainya sendiri, manajemen telah menjadi sesuatu yang penting untuk menjamin koordinasi usaha setiap individu)
Selanjutnya Heinz Weihhrich dan Harold Koontz (1994:4) mengemukakan definisi dari manajemen sebagai berikut :
“managemen is the process of designing and maintaining on environment in which individuals, working together in group efficiently acoumplish selected aims”. (manajemen adalah proses membentuk dan memelihara suatu lingkungan yang yang didalamnya orang – orang bekerja didalam kelompok, untuk mencapai tujuan yang telah dipilih secara efisien)
Disamping itu manajemen juga merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu, penggerak dan pengkoordinir dari factor- factor tenaga, alam, modal, dan sumber – sumber material lainnya. Jadi dengan manajemen yang efektif, tujuan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya dapat tercapai dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Drs.Malayu S.P. Hasibuan (1994:3) tentang definisi manajemen yaitu: “Manajemen adalah suatu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sedangkan David H.Holt (1990:3) dalam bukunya management principle and practice mengungkapkan definisi dari manajemen yaitu :
“Managemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling that encompasses human material, and dinanial resourcecs in organizational environment”. (Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan, yang meliputi sumber daya manusia, material dan finansial di dalam suatu lingkungan organisasi)
Sementara itu A.F. Stoner & R.E Freeman mengemukakan pendapatnya seperti yang dikutip oleh Maman Ukas (1999:9) bahwa:
Management is the proess of planning, organizing, leading and controlling the work of organizational members and using all available organizational resources to real stated organizational goal. (managemen adalah proses daripada perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengawasan pekerjaan anggota – anggota organisasi dan penggunaan semua sumber organisasi yang ada untuk mencapai tujuan organisasi).
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses dari tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan suatu penyelenggaraan organisasi agar mencapai suatu koordinasi dari sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses dimana keahlian dan keterampilan yang dicurahkan dalam kegiatan organisasinya yang saling berkaitan satu sama lain dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses tersebut pada dasarnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, da pegendalian/pengawasan. Dengan kata lain kemampuan atau kecakapan pimpinan dalam mengatur suatu organisasi dapat dilihat dari pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, melalui keterampilan manajerial seorang pimpinan. .
1.1.2 Keterampilan manajerial
1.1.2.1 Pengertian
Dalam kamus Bahasa Indonesia (2005:1180) keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan manajerial berhubungan dengan manajer (2005:708) berarti yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mangatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran. Dengan demikian keterampilan manajerial menurut bahasa adalah kecakapan, atau menyelesaikan tugas seseorang sebagai pengelola suatu instansi organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab dalam membuat rencana, mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran.
Pendapat lain dikemukakan oleh winardi (1990:4) yang menyatakan bahwa : “Keterampilan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
Sedangkan The Liang Gie (1982:45) memberikan arti sebagai berikut :
“kemampuan manajerial yaitu daya kesanggupan didalam menggerakan orang – orang dan menggerakan fasilitas – fasilitas didalam suatu organisasi. Nilai ini dalam manajemen sangat menentukan oleh karena nilai demikian berkenaan dengan aktivitas pokok yakni memimpin organisasi bersangkutan. Nilai ini dikenakan terutama kepada manajer organisasi itu. Kadangkala daya kemampua itu disebut juga atau dikategorikan dalam kemahiran manajemen”.
Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksudkan dengan kemampuan manajerial adalah segala kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggerakan orang dan fasilitas yang ada dalam menjalankan fungsi – fungsinya guna mencapai tujuan perusahaan.
1.1.2.2 keterampilan konseptual (konseptual skill)
keterampilan konseptual dibutuhkan oleh setiap manajer terutama manajer puncak. Hoy dan Misket (2001:398) mengatakan bahwa “Dengan ruang lingkup aktivitas dan kompleksitas yang lebih besar terkait dengan pekerjaan – pekerjaan yang lebih tinggi dalam hierarki, keterampilan konseptual sangat penting untuk mendukung efektifitas para administrator yang berada pada level puncak organisasi. Dijelaskan lebih lanjut oleh Hunger dan Wheelen (2003:43) bahwa pekerjaan manajemen puncak bersifat multidimensi dan berorientasi kesejahteraan organisasi secara keseluruhan. Tugas khusus manajemen sangat bervariasi dari satu perusahaan keperusahaan lainnya dan banyak mencerminkan analisis misi, tujuan strategis, dan aktivitas utama lainnya. Tetapi secara umum manajer puncak yang efektif adalah orang yang melihat bisnis secara menyeluruh, orang yang menyeimbangkan kebutuhan perusahaan sekarang dengan kebutuhan yang akan datang, dan orang yang dapat membuat keputusan logis secara tepat waktu. Hal senada juga dikemukakan oleh Katz dan Mann sebagaimana dikutip Gary Yukl (1994:98) meliputi : keterampilan konseptual (conceptual skill). Kemampuan analitis umum, berpikir nalar, kepandaian dalam membuat konsep, serta konseptualisasi hubungan yang kompleks dan berarti dua, kreativitas dalam mengembangkan ide dan pemecahan masalah, kemampuan untuk menganalisis peristiwa – peristiwa dan kecendrungan – keendrungan yang dirasakan, mengantisipasi perubahan – perubahan, dan melihat peluang serta masalah – masalah potensial (berpikir secara induktif dan deduktif).
Dengan memperhatikan pekerjaan manajer tersebut, dapat disimpulkan bahwa tanpa keterampilan konseptual, para manajer puncak tidak akan mampu melaksaakan tugasnya dengan baik yang berakibat denga penurunan kinerja organisasi secara menyeluruh. Hal ini ditegaskan oleh Made Pidarta (2004:206) bahwa keterampilan konseptual sangat dibutuhkan oleh para manajer puncak sehubungan dengan tugas utamanya yaitu menentukan strategi kebijakan mengkreasikan atau merencanakan sesuatu yang baru, dan memutuskan.
Keterampilan konseptual menurut Hoy dan Miskel (2001:398) adalah kemampuan mengembangkan dan menggunakan ide – ide dan konsep – konsep untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan memecahkan masalah yang kompleks. Robbins (2004:11) secara sederhana mendefinisikan keterampilan konseptual sebagai kemampuan menganalisis dan mendiagnosisi situasi yang rumit, misalnya pengambilan keputusan menurut para manajer untuk menemukan letak masalah, mengidentifikasikan alternative – alternative yang dapat mengoreksi masalah itu, mengevaluasi alternatif – alternative, dan memilih alternatif terbaik
Secara operasional Maman Ukas (1999:98) mengatakan bahwa:
Keterampilan konseptual adalah kemampuan mental untuk berpikir dalam memberikan pengertian, pandangan, dan pendapat dalam menangani kegiatan – kegiatan organisasi secara menyeluruh, baik mengenai kebijakan, kemungkinan – kemungkinan dalam menghadapi perubahan – perubahan dan bagaimana mengantisipasi atau dalam menghadapi perubahan dan bagaimana mengimplikasikan, serta menyingkronisasikan semua kegiatan dalam mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Pemimpin yang memiliki keterampilan konseptual mampu mengetahui bermacam – macam faktor dalam suatu keadaan yang berkaitan satu sama lain sehingga tindakan yang diambilnya ditujukan untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan. Keterampilan konseptual ini lebih menekankan pada working with ideas, merupakan kemampuan untuk mengembangkan gagasan – gagasan yang bersifat strategis dalam mengatasi hambatan – hambatan organisasional dalam mencapai tujuannya (Ulbert Silalahi,2005:146)
Bentuk – bentuk keterampilan konseptual menurut Robbins (2004:273-277) antara lain kemampuan untuk menilai budaya organisasi, mengamati lingkungan dengan cepat yaitu mengantisipasi dan menafsirkan perubahan yang sedang berlangsung dilingkungan dan memecahkan masalah dengan kreatif, berdasarka uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya keterampilan konseptual adalah kemampuan berpikir secara sistematik dan komprehensif untuk dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat bagi pencapaian tujuan organisasi, secara keseluruhan kepala bagian merupakan pejabat structural eselon III merupakan manajer tingkat bawah yang memimpin satu unit atau satu bagian pada level bawah dalam structural organisasi yayasan secara keseluruhan. Oleh karena itu kebutuhan penggunaan keterampilan konseptual kepala bagian berbeda dengan manajemen puncak yang membutuhkan keterampilan itu terutama menentukan arah atau strategi organisasi.
Hilgert dan Haimann (1991:27-32) mendefinisikan keterampilan konseptual bagi manajer tingkat bawah adalah kemampuan memperoleh, menggunakan, menginterprestasikan dan memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan – keputusan penting. Keterampilan konseptual ini penting bagi para manajer tingkat bawah terutama berkaitan dengan pelaksanaan fungsi perencanaan. Manajer tingkat bawah sebagai manajer sebuah departemen bertugas membuat rencana – rencana departemen yang spesifik yang harus selaras dengan tujuan umum yang ditetapkan oleh manajemen diatasnya.
Mencermati tingkatan manajemen sekaligus tugas – tugas pekerjaan yang harus dilakukan oleh kepala bagian selaku manajer tingkat bawah tersebut maka keterampilan konseptual terdiri dari kemampuan untuk menetapkan atau memilih prioritas program – program/kegiatan unit, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang selaras denga visi dam misi, serta kemampuan dalam mengolah informasi sebagai bahan acuan dalam menentukan strategi/kebijakan dan tujuan organisasi.
Keterampilan Manusia (Human Skill)
keterampilan manusia adalah kemampuan berhubungan baik dengan orang lain. Setiap manajer disemua tingkat membutuhkan keterampilan ini untuk keberhasilan kerjanya. Bahkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perhimpunan manajer di Amerika Serikat menunjukan bahwa sebagian besar dari 200 orang manajer diteliti sepakat bahwa kemampuan bekerjasama dengan orang lain merupakan keterampilan yang paling penting bagi semua manajer.
Stoner (1992(17-18) mengatakan bahwa keterampilan manusia adalah kemampuan bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang lain sebagai individu atau dalam kelompok. Keterampilan manusia ini lebih menekankan pada working with people yang jauh berbeda dengan keterampilan teknis yang lebih menekankan working with things, Made Pidarta (2004:217-218) mengatakan bahwa keterampilan kemanusiaan pada hakekatnya merupakan keterampilan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang-orang yang diajak bekerja dengan memperhatikan kodrat dan harkatnya sebagai manusia. Miftah Thoha (2004:37) mengatakan bahwa keterampilan manusia adalah kemampuan untuk bekerja memahami dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu maupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya untuk mencapai tujuan.
Orang – orang yang mempunyai Human Skill yang tinggi akan menyadari sikap, asumsi, dan keyakinan individu dan kelompok lain. Dengan menerima pandangan, persepsi dan keyakinan yang berbeda dari dirinya, ia terampil dalam berkomunikasi dengan orang lain, yag didalam konteks dirinya sendiri adalah apa yang dia maksudkan dengan perilakunya.
Individu seperti ini berusaha untuk menciptakan atmosfer kerja yang terbuka dan aman dimana bawahan merasa beban untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa rasa takut. Ia mendorong bawahannya untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan segala sesuatu yang mempengaruhi mereka secara langsung. Ia peka terhadap kebutuhan dan memotivasi orang lain dengan organisasinya sehingga ia dapat mengetahui reaksi yang mungkin muncul, dan hasil dari serangkaian tindakan yang berbeda yang diambilnya. Dengan kepekaan ini dia dapat dan berkeinginan untuk bertindak dengan mempertimbangkan persepsi-persepsi orang lain. Hoy dan Miskel (2001:198) menegaskan bahwa keterampilan manusia berfokus pada kemampuan memahami perasaan dan sikap orang lain dan membangaun hubungan kerja yang kooperatif. Agar efektif, keterampilan ini harus dilakukan secara alami, tanpa disadari, dan konsisten dalam perilaku seorang pemimpin.
Robbins (2005:253-275) menyebutkan bentuk-bentuk keterampilan manusia seorang manajer antara lain:
Kemampuan mempengaruhi keputusan-keputusan atau tindakan-tindakan kerja, mendengar secara aktif, kepekaan memberi petunjuk, membimbing, menasehati, mendorong dan menolong karyawan dalam memperbaiki kinerja. Menciptakan tim yang efektif mendelegasikan (memberdayakan) merancang pekerjaan yang mampu member motivasi, mengembangkan kepercayaan, mendisiplinkan, mewawancarai, berunding atau negosiasi, member umpan balik kerja, melakukan pertemuan-pertemuan yang produktif.
Beragam bentuk keterampilan manusia disebut oleh Maman Ukas (1999:98) dikelompokan secara sederhana menjadi kemampuan untuk bekerja dalam kelompok atau dengan kelompok lain secara organisasional maupun individu, memperbaiki motivasi, komunikasi, memimpin dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan yang diinginkan
Berdsarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan manusia adalah keterampilan untuk berkomunikasi, memotivasi dan bekerja sama dengan orang lain. Keterampilan manusia ini dibutuhkan oleh kepala bagian pengembangan karir selaku manajer tingkat bawah terutama berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengarahan atau penggerakan dimana ia harus mampu memimpin, memotivasi, mengarahkan, menggerakan, membina, dan mengendalikan staffnya agar mau bekerja sama dengan baik. Keterampilan dalam berhubungan dan membangaun kerjasama dengan orang lain terutama staffnya ini sangat menentukan keberhasilan kepala bagian dalam mencapai tujuan organisasi.
Keterampilan Teknis (Technical Skill)
keterampilan teknis merupakan keterampilan yang paling penting bagi manajer tingkat bawah. Stoner (1996:17) mendefinisikan keterampilan teknis yaitu kemampuan manusia untuk menggunakan metode, teknik, dan pengetahuan mengenai bidang khusus Donnelly, Gibson, dan Ivancevich (1992:49) mendefinisikan keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, teknik, dan sumber daya dalam bekerja. Thoha (2004:37) mendefinisikan keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu. Katz dn Mann sebagaimana dikutip Gary Yukl (1994:98 keterampilan teknis) meliputi pengetahuan mengenai metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melakukan sebuah kegiatan khusus dan kemampuan untuk menggunakan alat-alat dan peralatan yang relevan bagi kegiatan tersebut.
Robbins (2004:11) mendefinisikan keterampilan teknis adalah pengetahuan dan kemahiran dibidang tertentu. Keterampilan ini dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Bagi manajer tingkat bawah, Hilbert dan Haimann (1991:28) mendefinisikan keterampilan teknis yaitu pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaa-pekerjaan utama dalam wilayah tanggung jawabnya (The knowledge of and ability to perform the actual jobs within the area responsibility of supervisor). Agus Dharma (2001:19) menambahkan bahwa keterampilan teknis adalah pengetahuan tentang segi-segi dari pekerjaan yang dilaksanakan orang-orang dibawahnya. Secara lebih operasional Maman Ukas (1999:98) mengatakan bahwa keterampilan teknis adalah:
Kecakapan menangani atau menghendel suatu masalah melalui penggunaan peralatan, prosedur, metode, dan teknik dalam proses operasional terutama menyangkut manusia kerja yang berhubungan dengan alat – alat yang harus digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknis adalah keterampilan untuk melaksanakan tugas pekerjaan tertentu dari suatu bidang yang menjadi tanggung jawabnya melalui penggunaan metode/teknik, prosedur dan peralatan.